Taman
nasional Ujung Kulon, berada di provinsi Banten, dengan luas sekitar 1.122.000
Ha, selain memiliki daratan, taman ini juga memiliki bagian laut yang luas, dan
dapat digunakan untuk olahraga air
Taman ini menjadi Taman Nasional pertama yang diresmikan di Indonesia, dan juga sudah tercatat dan diresmikan sebagai salah satu Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1991
Taman Nasional Ujung Kulon adalah suaka margasatwa bagi badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan Banteng, data terakhir jumlah badak yang tercatat disini, kurang dari 70 ekor
Taman ini menjadi Taman Nasional pertama yang diresmikan di Indonesia, dan juga sudah tercatat dan diresmikan sebagai salah satu Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1991
Taman Nasional Ujung Kulon adalah suaka margasatwa bagi badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan Banteng, data terakhir jumlah badak yang tercatat disini, kurang dari 70 ekor
Peta Wisata Ujung Kulon (Koleksi Photo, Google)
Waktu
yang tepat untuk mengunjungi Taman Ujung Kulon antara bulan April sampai
September
Untuk
memasuki taman nasional ini diperlukan izin, dan Anda dapat memperolehnya dari
kantor Perlindungan Hutan dan Alam di Labuan.
Untuk
dapat mendatangi Taman Nasional Ujungkulon ini, jika dimulai dari Jakarta, Anda
menuju ke Serang dengan menggunakan kendaraan, lalu ke Labuan dengan durasi kira-kira
1,5 jam.
Dari
Labuan ke Pulau Peucang dapat didatangi dengan speedboat yang memakan
waktu 5 jam. Atau Anda dapat juga menggunakan mobil selama 3,5 jam dari Labuan
ke Tamanjaya.
Ada
tiga tempat wisata favorit di Ujungkulon, yaitu Pulau Penaitan, Pulau
Handeuleum, dan Pulau Peucang
Pulau Panaitan
Terletak di bagian barat Kawasan Taman Ujungkulon, pulau ini memiliki berbagai potensi objek wisata alam yang sangat menarik untuk dikiunjungi
Hutan
Pulau Panaitan yang masih asli ini dihuni oleh berbagai jenis satwa liar
seperti rusa, kancil, babi hutan, kera ekor panjang, buaya, kadal, ular
phyton, dan aneka jenis burung
Di
Pulau Panaitan ini juga terdapat Arca Ganesha beserta
benda-benda peninggalan sejarah lainnya
Kondisi
pantai berbatu dan berpasir putih dengan terumbu karang, sangat baik untuk
kegiatan wisata alam bahari seperti menyelam dan snorkeling dan
gelombang lautnya cukup tinggi, dan cocok untuk berselancar.
Pada
beberapa bagian kawasan daratan pulau ini sudah tersedia juga jalan setapak
untuk memudahkan bagi pengunjung yang datang
Di pulau ini belum dilengkapi dengan sarana akomodasi yang memadai bagi wisatawan.
Di pulau ini belum dilengkapi dengan sarana akomodasi yang memadai bagi wisatawan.
Pulau
Handeuleum
Terletak di ujung timur laut pantai Semenanjung Ujung Kulon, di Pulau ini masih bisa ditemukan rusa dan reptil, pulau ini dikelilingi oleh hutan mangrove.
Terletak di ujung timur laut pantai Semenanjung Ujung Kulon, di Pulau ini masih bisa ditemukan rusa dan reptil, pulau ini dikelilingi oleh hutan mangrove.
Pesona
yang bisa dinikmati di Pulau ini adalah daerah Cigenter, Padang Penggembalaan
Cigenter, dan Cikabeumbeum
Hal
menarik lainnya yang bisa dilakukan di pulau ini adalah menaiki perahu
untuk menyusuri Sungai Cigenter sambil melihat hutan hujan tropis pada
sisi disepanjang sungainya.
Pada
bagian hulu sungainya terdapat air terjun bertingkat, dan dapat dicapai dengan
menyusuri jalan setapak yang pada kanan dan kirinya terdapat hutan bambu
(Koleksi Photo, Wikipedia)
Pulau
Peucang
Pulau ini paling ramai dikunjungi oleh para pengunjung baik dalam maupun luar negeri
Pulau ini paling ramai dikunjungi oleh para pengunjung baik dalam maupun luar negeri
Pulau
ini dilengkapi dengan sarana dan prasarana serta berbagai obyek wisata alam
yang dapat dikunjungi oleh Wisatawan.
Fasilitas
yang ada di Pulau Peucang antara lain Penginapan, Pusat Informasi, Dermaga,
dan lain sebagainya.
Pantai
di Pulau Peucang memiliki karakteristik yang khas yaitu pasir putih dengan
hamparan yang luas.
Obyek
wisata alam yang dapat dinikmati di pulau ini antara lain Tracking ke Karang
Copong, berenang, snorkel dan menyelam
(Koleksi Photo, Google)
Wildlife
viewing dapat dinikmati dengan menyeberang ke Padang Penggembalaan Cidaon
dengan menggunakan boat kecil yang berkapasitas 6 (enam) orang.
Di
Cidaon ini kita dapat mengamati satwa seperti Banteng, Merak, Rusa,
dan Babi Hutan.
Disini juga kita dapat melihat situs sejarah peninggalan kolonial Belanda berupa Mercusuar
Tanjung Layar dan bekas pembangunan Dermaga di Tanjung Layar dan Cibom
Sumber,
Wikipedia org
Ingin Liburan? Dapatkan travel deals terbaru di Wego.co.id !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar