Jarak Banjarmasin menuju Kota Rantau (Kabupaten Tapin) jika menggunakan jalan reguler (lewat Martapura) hanya 113 Km, dengan kondisi jalan yang lebar dan beraspal mulus, paling lama sekitar 3 jam sudah sampai ditujuan
Karena Saya sudah sering menggunakan jalan yang biasa, sekali waktu muncul "keinginan aneh", yaitu ingin mencobanya melalui jalan alternatif, (melalui Kabupaten Barito Kuala)
Ini merupakan pengalaman baru, karena sebelumnya jalan ini tidak pernah Saya lewati, Jarak tempuhnya lebih jauh (sekitar 152 Km), rentang jarak ini, baru Saya ketahui setelah Saya membaca angka spedometer, ketika Saya sudah berada dipintu gerbang masuk kedalam kota
Mungkin ada yang bertanya, Mau ngapain Saya ke Kota Rantau?
Tujuan awal Saya adalah ke tempat Wisata Alam Loksado, dikaki pegunungan Meratus
Karena nantinya ada rencana untuk menginap di Loksado, makanya Saya tidak harus buru-buru untuk segera sampai ke objek wisata tersebut, Jeda waktu yang panjang ini akan Saya gunakan untuk mendapatkan pengalaman baru dengan melintasi jalan alternatif
Perjalanan Saya mulai pada pukul 08.00 pagi, berangkat dari Banjarmasin menuju Kabupaten Barito Kuala dengan jarak tempuh sekitar 35 Km, ini wilayah pertama yang harus Saya lewati sebelum tiba di Kabupaten Tapin
Kondisi jalan dan jembatan yang Saya lewati ini umumnya cukup baik dan mulus, pada beberapa tempat terlihat adanya kegiatan pekerjaan pelebaran jalan yang masih dalam progres
Sekitar pukul 09.00 Saya telah sampai pada pertigaan jalan yang menghubungkan kota Banjarmasin, Marabahan, dan Rantau
Jika kita berbelok kearah kiri, dan naik melewati Jembatan Rumpiyang, maka dalam waktu 15 Menit kemudian, Anda sudah sampai di ibukota Kabupaten Barito Kuala (Marabahan)
Saya mengambil jalan yang lurus untuk lanjut menuju ke Kabupaten Tapin
Memasuki Kecamatan Bakumpai lanjut menuju ke Desa Sungai Puting, (dua daerah ini masih berada dibawah Kab. Barito Kuala) sensasi petualangan diperjalanan mulai Saya rasakan
Kondisi jalan dan jembatan sudah banyak yang mulai rusak tetapi masih bisa dijalani, dan pada beberapa tempat masih Saya lihat adanya kegiatan perbaikan jalan maupun jembatan yang masih dikerjakan oleh Pemerintah Kabupaten
Disini, Saya melewati jalanan sepanjang kurang lebih 4 Km yang berlumpur mirip kubangan, tetapi masih bisa Saya mengerti, karena pada malam sebelumnya wilayah ini diguyur hujan
Disini, Saya melewati jalanan sepanjang kurang lebih 4 Km yang berlumpur mirip kubangan, tetapi masih bisa Saya mengerti, karena pada malam sebelumnya wilayah ini diguyur hujan
Dua jam berlalu, Saya tiba ditepian Sungai Puting, diseberang sungai yang belum punya jembatannya ini, terlihat sambungan jalan (yang juga rusak) jalan itu yang bakal Saya lewati untuk mencapai Desa Sungai Bakau, untuk kemudian terus menuju Desa Beringin, Kecamatan Candi Laras Selatan, Kab. Tapin
Sungai Puting, adalah salah satu dari anak Sungai Barito, sebuah sungai dengan lebar sekitar 30 Meter yang dipergunakan oleh beberapa Perusahaan Pertambangan untuk mengeluarkan batubara dari tempat penggaliannya
Batubara yang siap jual, dimuat keatas Tongkang (pontoon) kemudian ditarik menggunakan Tug Boat, selanjutnya menuju Sungai Barito, kemudian dibawa ke Muara Sungai untuk dikapalkan dan dipasarkan keluar daerah
Lalu lintas angkutan batubara yang melintas pada sungai ini cukup tinggi, inilah (mungkin) salah satu sebab kenapa pada sungai ini belum terlihat tanda-tanda akan dibangunnya sebuah jembatan
Hal yang berbeda dengan apa yang Saya lihat pada sebagian kota-kota kecil di Kalimantan Timur, Pemerintah Daerah (disana), sepertinya lebih mengutamakan pembangunan jembatan, kemudian disusul dengan prioritas berikutnya yaitu memperbaiki jalan, sehingga masyarakat disekitar jembatan mendapat kemudahan untuk mendatangi desa lainnya tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menyeberang sungai
Lalu bagaimana caranya pengguna kendaraan bermotor menyeberangi sungai?
Lalu bagaimana caranya pengguna kendaraan bermotor menyeberangi sungai?
Ada kapal kayu milik penduduk yang didesain menyerupai ferry untuk menyeberangkan orang maupun kendaraan (roda dua), dengan ongkos 5rb sekali jalan
Sesampainya diseberang sungai, kemudian Saya melanjutkan perjalanan menuju Desa Sungai Bakau (daerah ini sudah berada dibawah Kab. Tapin)
Jalan yang akan Saya lalui kondisinya lebih parah dari pada jalan sebelumnya
Pada sisi kiri disepanjang jalan rusak tersebut ada jalan kecil yang dibuat oleh orang (yang jeli melihat peluang), jalanan terbuat dari potongan kayu yang disusun melintang selebar satu meter dengan panjang sekitar seratus meter
Jalan ini tidak gratis Bro, mirip dengan jalan tol gitu, tetapi Saya lebih suka memilih untuk membayar 5rb, ketimbang terjebak dikubangan, dan beberapa menit kemudian Saya sudah berada di Desa Sungai Bakau
Hari telah menjelang siang ketika Saya masuk kesebuah warung kecil untuk melepaskan penat, mengisi bahan bakar, dan memesan segelas kopi hangat
Desa yang berpenduduk sekitar seratusan jiwa ini terlihat sepi, tidak Saya lihat lahan pertanian maupun perkebunan pada kedua sisi jalannya
Air disungainya terlihat jernih tetapi tidak dapat dikonsumsi oleh penduduk, karena tingkat keasamannya (ph) cukup tinggi, satu pertanda bahwa lahan diwilayah ini kurang subur
Sekolah Dasar (SD) yang terdekat berjarak sekitar 20 Km, Penduduk setempat umumnya menitipkan anaknya kepada sanak familinya yang berada di Desa Baringin atau di desa lain yang mempunyai fasilitas sekolah
Jangan tanyakan harga disini, masih bersyukur jika barang yang kita butuhkan masih bisa dibeli diwarung dan kedai setempat
Keadaan jalan di Desa ini bertolak belakang dengan keberadaan Jalan Layang (Fly Over) "megah" yang dibuat oleh Perusahaan Pertambangan Batubara sebagai jalur angkutan hasil tambang (houling) dari tempat penggaliannya menuju ke Stock Pile mereka dipinggiran Sungai Barito untuk kemudian dikapalkan keluar pulau
"Saya tidak sempat bertanya kepada pemilik warung, manfaat apa saja yang diperoleh penduduk setempat dengan keberadaan beberapa perusahaan tambang tersebut didesa mereka"
Setelah cukup istirahat, kemudian Saya membayar harga makanan, perjalanan yang tersisa setengahnya lagi Saya lanjutkan
Jarak dari Desa Sungai Bakau menuju ke Desa Beringin sekitar 20 Km, kondisi jalan yang akan Saya lalui beda-beda tipis dengan kondisi jalan yang telah Saya lewati sebelumnya
Kontur jalan berupa tanah keras, tidak rata, dan berbatu tajam, malahan Saya yang mulai cemas, khawatir ban pecah atau bocor, tidak terbayangkan jika Saya harus menyeret motor sekian kilometer didaerah yang tidak berpenghuni ini
Perasaan Saya mulai lega, ketika Saya telah sampai dibatas Desa Beringin, jalan disini walaupun sempit tetapi sudah diaspal
Desa Beringin adalah salah satu desa dari Kecamatan Candi Laras Selatan, Kabupaten Tapin, terletak ditepian Sungai Barito, berpenduduk sekitar 500 KK, desa ini mempunyai sebuah jembatan yang dapat menghubungkan antar desa yang letaknya diseberang sungai, jembatan ini bisa dilewati oleh kendaraan roda empat
Desa Beringin ini berjarak sekitar 25 KM dari ibukota kabupaten Tapin, dan setelah melewati beberapa desa lainnya, setengah jam berikutnya Saya telah sampai diKota Rantau,
Mau tahu jumlah waktu yang Saya butuhkan?
"Enam Jam" untuk jarak sejauh 152 Km, dan jika Saya disuruh balik lagi, pastinya Saya akan berpikir dua kali
Anda Mau mencobanya?
Sebaiknya, perjalanan Anda lakukan pada siang hari saja !
"Enam Jam" untuk jarak sejauh 152 Km, dan jika Saya disuruh balik lagi, pastinya Saya akan berpikir dua kali
Anda Mau mencobanya?
Sebaiknya, perjalanan Anda lakukan pada siang hari saja !
Loksado, I am Coming !
Kemudian perjalanan Saya teruskan menuju kota Kandangan, dilanjutkan lagi sejauh 40 Km untuk mencapai tempat Wisata Alam Loksado dikaki Pegunungan Meratus
Pengalaman seru lainnya, 42 Jam di Loksado
Pengalaman seru lainnya, 42 Jam di Loksado
9 komentar:
sungai puting masuk daerah kabupaten tapin..jarak dari marabahan ke margasari/beringin cuma 25 km.
jarak marabahan ke margasati 25 KM saja.....sungai puting sudah termsauk daerah kabupaten tapin.....dari margasari ke rantau jaraknya 30 KM
"Hamba Allah"
Terimakasih telah berkunjung dan berpartipasi memberikan masukan
Sungai Puting dan Sungai Bakau termasuk didalam wilayah Kecamatan Candi Laras Selatan, Tapin
Kalau Tahun 2016 ini jalan Alternatif dari Margasari ke Marabahan udah enak untuk dilintasi apa belum ya ?
di banjarmasin lagi pembangunan juga yah.
Mantap..perjalanan yg indah
Serakang jalannya sudah enak dilalui. Yang dulunya jalannya masih pakai tanah merah skarang sdh diberi batu kecil dan ad juga yg sdh diaspal tpi msh ad juga yg pakai tanah merah sekitar 100 meteran. Ad juga pembangunan jembatan disna dan untuk kapal sdh diganti dengan ferry
Mau tanya si.. kalau rsud daha sejahtera lokasi akses ke tapin rantau pusat apa akses jalan nya juga gtu ya..
Mbak Ika, Terimakasih telah berkunjung
Tulisan itu Saya buat tahun 2013, atau 5 tahun lalu, saya yakin (walaupun belum melihatnya sendiri) kondisi jalan itu pasti tidak seburuk pada waktu yang lalu
Saya anjurkan Mbak Ika melalui jalan reguler saja, rutenya dari Banjarmasin, ke Martapura dulu (40 Km) terus lanjut ke kota Rantau (113 Km), pastinya lebih aman dan lancar
Salam
Posting Komentar